top of page

Geraldine Anastasia

Melbourne,

April, 24th 1991

❝Her white wings are dirty, then she paint it with black❞

Personalities

  • Pembawaannya tenang

  • Ketus, Jutek

  • Terobsesi dengan Jane Austeen

  • Menyukai warna pastel dan kopi

  • Senang menulis dan membaca

Designer

Background

Story

Pergi adalah satu-satunya hal yang dapat Adine lakukan ketika tidak ada yang mencoba untuk memahami perasaannya. Ketika semua orang membutuhkan bantuannya demi keegoisan masing-masing.

Geraldine Anastasia lahir sebagai bungsu. Memiliki seorang kakak kandung perempuan bernama Galuh Kencana Putri yang sifatnya sangat bertolak belakang dengan Adine, juga lahir di tempat yang tidak sama dengan Adine. Galuh lahir di Jakarta, sementara Adine di Melbourne; kota kelahiran ayahnya. Mereka dua bersaudara, dengan Adine sebagai adiknya, dan selalu mengalah. Walaupun tidak ada masalah dengan semua hal yang mengharuskannya untuk mengalah kepada Galuh, kecuali satu hal.

Pemuda itu bernama Dimas. Calon suami Galuh, sekaligus mantan kekasih Adine.

Begini; kali pertama Adine melihat Dimas adalah ketika hujan turun di Melbourne. Kala itu Adine sedang menikmati espresso di sebuah kafe yang terletak di sudut kota Melbourne, membaca Jane Eyre, dan sendiri. Kemudian Dimas datang dengan menenteng payung merah dan meminta izin padanya untuk duduk satu meja karena saat itu kafe sedang penuh.

"Bagaimana bisa kau membaca di tempat ingar bingar seperti ini?"

Begitulah pertemuan mereka terjadi dan merupakan sebuah awal dari hubungan mereka. Namun, siapa sangka Dimas akhirnya memilih untuk jatuh cinta pada Galuh dan melamar kakaknya itu di awal bulan Juli? Ketika Adine masih berkutat dengan patah hatinya. Kejam, bukan?

Mengobati patah hati, Adine memutuskan untuk pergi ke London. Menetap di sebuah penginapan yang letaknya di Charlotte Street. Sejenak, dia lupa dengan Galuh dan Dimas. Tidak peduli Galuh membutuhkannya untuk menyiapkan pernikahan mereka, atau keluhan ibunya soal Galuh yang terlalu seenaknya sendiri. Tapi Galuh memang seperti itu.

Adine sempat pulang sebentar untuk membantu mengurusi pernikahan Galuh, menunjukkan bahwa dia kuat. Namun, apa daya? Luka masih menganga dan baik Galuh ataupun Dimas tidak berniat untuk memahaminya. Maka setelah pernikahan Galuh dan Dimas, Adine memutuskan untuk pergi ke Jepang, menetap di sebuah kota bernama Sapporo. Awalnya dia hanya menuruti saran rekan kerjanya, tapi Sapporo membuatnya nyaman dan melupakan patah hatinya. Dia pun menetap.

bottom of page