top of page

London; March 6th, 1994

Designer

Basic Information

Laticha Caluella Bartlette adalah seorang gadis dengan kepribadian yang ceria, pandai bergaul, dan pintar. Namun, kadang-kadang bisa menjadi sangat egois dan overprotective terhadap orang-orang yang dia sayangi. Dia juga sangat sensitif terhadap sesuatu, dan mudah sekali menangis karena hal-hal kecil. Ticha sangat membenci bisnis dan dihadapkan pada suatu aturan yang mengekangnya hingga dia tidak bisa 'bernapas'.

P E R S O N A L I T Y

Laticha Caluella Bartlette

Background Story

Laticha Caluella Bartlette, seorang bungsu dari keluarga Bartlette. Salah satu yang dituntut untuk meneruskan bisnis yang diemban ayahnya. Adalah Davis Bartlette, seorang pengusaha properti terkaya kesekian. Berwibawa, dan harga dirinya luar biasa tinggi. Beristri seorang anak tunggal dari seorang pengusaha kaya pada zamannya, Juliette Carla Bartlette. Tidak heran, ibunya pun mendukung anak-anaknya masuk ke dalam dunia bisnis.

Kakaknya, Bryan Yohanes Bartlette, salah satu yang menjadi korban keegoisan ayahnya. Bry, panggilan kesayangan Ticha untuk kakaknya, dituntut untuk menjadi penerus dari salah satu bisnis ayahnya. Bersekolah bisnis setinggi langit, ditentang oleh ayahnya dalam hal yang dia sukai. Musik. Satu-satunya yang Ticha ketahui menjadi kesukaan Bry. Seringkali Ticha mendapati Bry berusaha keras untuk mewujudkan ambisi ayahnya. Memang, Bry adalah sifat yang bertolak belakang dengan Ticha. Bry bukan tipe pemberontak, dan tidak akan bisa membantah ayahnya.

​

Sementara Ticha, bersekolah bisnis hanya demi memenuhi keinginan ayahnya, dan mengajukan syarat. Sejak remaja, setiap apapun yang diinginkan ayahnya, tidak mudah untuk dipenuhi, bahkan untuk dirinya sendiri. Dia menyukai desain dan fotografi, maka ayahnya sama sekali tidak boleh mengganggu gugat hal itu, dan Ticha bersedia belajar bisnis. Ayahnya menyetujui. Selalu ada syarat untuk dapat memenuhi keinginan ayahnya kepada dirinya. Dia tidak ingin terus-terusan menjadi anak yang dikekang, dan tidak mendapat kebebasannya seperti anak-anak lainnya.

​

Kemudian, masalah lainnya adalah ibunya. Ya. Juliette merupakan seorang ibu yang overprotective terhadap anak-anaknya. Salah satu hal yang membuat Ticha jengah. Ibunya terlalu khawatir dengan pergaulannya, selalu menguntit acaranya dan teman-temannya. Selalu ikut campur, bahkan menurutnya, terlalu ikut campur. Sekali waktu, ketika dirinya sendiri tidak bisa memantau, Juliette akan menyuruh anak buahnya untuk memantau kegiatannya bersama teman-temannya.

​

Ticha membenci hal itu.

​

Menginjak usia 20 tahun, ayahnya semakin gencar memintanya untuk meneruskan sekolah bisnis. Kali ini dengan ancaman, bahwa segala haknya akan dicabut secara paksa apabila dirinya tidak mau bersekolah bisnis. Mau tidak mau, Ticha pun menyetujuinya. Dia tidak akan membiarkan ayahnya menghancurkan hal-hal yang dia sukai.

​

Namun, sekolah bisnis tetap tidak membuatnya menyukai bisnis, sebagaimana dengan yang diharapkan ayahnya. Justru di belakang ayahnya, Ticha bertemu dengan Gabrielle, seorang designer kepercayaan keluarganya. Gaby memberikannya pekerjaan sebagai designer freelance karena bakat yang dirasa sempurna. Sayang saja, Ticha tidak bisa sepenuhnya mendalami fashion.

​

Dari hal kecil yang diberikan Gaby untuknya, Ticha menjadi semakin menentang keinginan ayahnya untuk berbisnis. Dan dari sana pula, Ticha menunjukkan pada ayahnya bahwa dia bisa melakukan hal yang dia sukai, dan membangun masa depannya sendiri. Lantas, percaya atau tidak, ayahnya menyetujuinya. Tidak ada lagi pemaksaan mengenai penerus bisnis, asal Ticha bersedia untuk menamatkan sekolah bisnisnya.

​

Ticha tahu, ayahnya masih berusaha.

​

Tidak ada salahnya menyelesaikan apa yang sudah dia setujui untuk dijalankan. Maka, dia menamatkan sekolahnya secepat mungkin.

​

Perjodohan

Siapa sangka dibalik melunaknya Davis terhadap segala pertentangan yang diajukan oleh Ticha justru semakin menjerumuskannya terhadap masalah? Seolah-olah ayahnya tidak pernah sungguh-sungguh merelakannya memilih jalan lain.

​

Memang.

​

Memang ayahnya tidak pernah sungguh-sungguh melepas Ticha dari dunia bisnis. Lantaran dirinya hendak mengambil fashion design, ayahnya justru menjodohkannya dengan seorang anak dari rekan bisnisnya. Tak tanggung-tanggung, ibunya menyetujuinya, serta kakaknya. Situasi ini semakin mendekatkannya ke ranah bisnis. Sekali pun ayahnya tidak akan memberikan celah bagi mimpi-mimpinya. Seharusnya dia mengetahui itu.

​

Bukan Ticha jika dia mudah menyerah. Dia memilih untuk mengikuti permainan yang ayahnya buat. Dia bertemu dengan anak dari rekan ayahnya tersebut, menjalin hubungan 'pertemanan', sehingga dia mendapat kepercayaan ayahnya. Toh, jika dia benar-benar menikah dengan laki-laki tersebut, tetap dia tidak akan bersentuhan langsung dengan bisnis.

​

Sampai akhirnya dia menemukan jalan keluar.

​

Keluar dari rumah adalah satu-satunya cara agar dia bisa lepas dari permainan ayahnya, sekaligus membuktikan pada ayahnya bahwa dia bisa sukses dengan caranya sendiri. Retroville adalah tujuannya, dimana Gaby memiliki butik yang bisa digunakan Ticha sebagai wadah ekspresinya dalam mendesain. Dengan semangat, Ticha mengepak barang-barangnya dan bicara pada ayahnya.

​

Berbicara bukan hal yang sulit, namun negosiasi dengan ayahnya perlu melalui perdebatan yang panjang. Ticha perlu menyetujui syarat-syarat yang diberikan ayahnya. Sama seperti bagaimana dia mengajukan syarat terhadap keinginan ayahnya dalam mengarahkannya ke dunia bisnis. Salah satu syaratnya adalah dengan pergi bersama calon tunangannya, orang yang ayahnya percayakan sebagai penerus usahanya dengan sang rekan kerja.

​

Dan hal itu pun langsung disetujui oleh Ticha.

Relations

Nicholas Douglas William

January 3rd, 1990

​

Nicholas merupakan anak dari rekan kerja ayahnya, sekaligus calon tunangan yang akan dijodohkan kepadanya. Setelah bertemu, mereka menjalin hubungsn 'Friends with Bennefit', dimana mereka bekerja sama untuk saling membantu dalam perjodohan ini.

bottom of page